Sabtu, 05 Mei 2018

Masyarakat pasar kliwon surakarta

Komunitas Masyarakat Arab di Pasar Kliwon
Suku Arab-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arabdan etnis pribumi Indonesia. Pada umunya mereka tinggal diperkampungan Arab yang tersebar diberbagai kota di Indonesia – misalnya di Jakarta, Bogor, Surakarta, Surabaya, gresik, Malang, Cirebon, Mojokerto, Yogyakarta, dan Probolinggo, dan Bondowoso – dan masih banyak lagi kota-kota yang tersebar seperti di Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin, Makasar, Ambon, Mataram, Sumbawa, Bima, Kupang, papua bahkan Timur Leste.
Adapun perkampungan Arab di Surakarta menepati Tiga wilayah kelurahan, yaitu kelurahan pasar Kliwon, Kelurahan Semanggi dan kelurahan kedung Lumbu. Penempatan kampong Arab secara berkelompok ini bertujuan untuk mempermudah pengurusan bagi etnis asing di Surakarta dan demi terwujudnya ketertiban dan keamanan. Terbentuknya perkampunagn di pasar Kliwon ini disebabkan oleh adanya politik pemukiman di masa kerajaan, juga tidak lepas dari kebijakan pemerintah kolonial. Pola pemukiman di kerajaan masih mengacu pada pembagian kelas social, yakni sentono dalem, abdi dalem, dan kawulo dalem. Sedangkan kedudukan orang Arab sebagai etnis asing yang berada diluar sistem social masyarakat jawa, pemukimannya dikelompokan di daerah tertentu serta terpisah dari penduduk lainnya.
Pada penelitian saya kali ini saya akan membahas kehidupan masyarakat Arab Indonesia yang tinggal di kota Solo, lebih tepatnya daerah pasar Kliwon. Adapun pasar Kliwon sendiri adalah sebuah kecamatan yang terletak di tenggara kota Surakarta. Wilayah pasar Kliwon saat ini pun terkenal sebagai tempat perkampungan warga keturunan Arab-Indonesia atau biasa juga disebut komunitas Arab. Dan sebelum saya membahas luas tentang komunitas ini, kita harus tahu apa itu masyarakat Arab Indo, Arab Indo adalah sebutan bagi orang-orang yang mempunyai darah atau keturunan orang Arab dan mereka tinggal di Indonesia, orang Arab Indo sendiri biasa menyebut dirinya sebagai jamaah atau juga bisa di artikan sebagai orang yang berkumpul. Di indonesia banyak sekali kampung-kampung Arab, khususnya kampung Arab di daerah  pasar kliwon, mereka meyebut dirinya jamaah pasar kliwon, adapun masyarakat di daerah lainnya, seperti Surabaya, Sumbawa, Bondowoso, dan seterusnya, mereka disebut dengan jamaah Surabaya, jamaah Sumbawa, dan jamaah Bondowoso.
Adapun orang Arab yang berada di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu, yang pertama mereka biasa disebut sebagai habib, dan yang kedua biasa di sebut dengan sebutan Arab massaikh atau syeih.
Orang Arab Indo yang diberi gelar habib atau habaib adalah orang yang mempunyai darah atau keturunan Arab yang nasabnya sampai ke sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dan orang Arab yang disebut sebagai Arab syeih adalah orang yang mempunyai darah keturunan orang Arab dan garis keturunannya orang Arab selain dari sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Bahwasanya habaib dibagi menjadi dua yaitu, yang pertama adalah sayyid dan yang kedua disebut syarif, sayyid adalah sebutan orang Arab yang garis keturunan atau nasabnya sampai ke sayyidina Husain bin Ali. Dan syarif adalah sebutan orang Arab yang garis keturunan atau nasabnya sampai ke sayyidina Hasan bin Ali.
Masyarakat Arab sendiri mempunyai yang namanya marga atau bisa disebut sebagai fam (family), di Indonesia banyak sekali nama marga, dan inilah beberapa marga Arab Indo yang saya ketahui di masyarakat pasar kliwon umumnya, yaitu : as-segaf, al-habsyi, bin sekh abu bakr, al-atas, bin syihab, alaydrus, dll.
Pasar keliwon adalah sebuah kampung, yang dimana kampung tersebut di diami oleh mayoritas orang Arab Indo. Adapun yang sangat menonjol pada pasar kliwon tersebut adalah: masjidnya, yaitu masjid assagaf dan masjid riyadh.
Masjid assagaf ini terletak di depan rumah sakit islam kustati. Dan nama masjidnya ini merujuk pada salah satu nama fam atau marga keturunan Arab yakni Assegaf.  Masjid ini tidak hanya memiliki jamaah masjid dari keturunan Arab saja, para masyarakat asli solo (jawa)  juga membaur dengan warga berketurunan Arab yang bertempat tinggal di pasar kliwon ini.
Masyarakat Arab pasar kliwon yang datang untuk melakukan shalat berjamaah di masjid assagaf bisa dikatakan ramai, dan setiap selesai kegiatan shalat, zikir, wirid ada kegitan salam-salaman antar jamaah masjid, salaman yang dilakukan tersebut bertujuan untuk memperkuat silaturahmi antar sesama muslim. Dan adapun kegiatan masyarakat Arab pasar kliwon setelah melaksanakan shalat, ada yang langsung pulang dan menuju rumahnya, dan ada juga masyarakat Arab pasar kliwon yang masih menetap di masjid dan duduk di emperan masjid untuk sekedar beristirahat atau membicarakan sedikit cerita yang mereka alami pada hari itu.
Seperti masyarakat indonesia umumnya, mereka masyarakat Arab pasar kliwon juga senang berkumpul dan ngerumpi, bahasa dan pengolahan kalimat yang digunakan ketika berbicara amatlah unik, dikarnakan ketika mereka berkomunikasi dengan sesama Arab, mereka mempunyai logat yang khas, yang dimana bahasa Jawa di campur dengan bahasa Arab. Contohnya: “Ahlan, bekheer?”, itu adalah sebuah panggilan untuk menyapa, yang artinya “haloo, Apa kabar?” tentunya bahasa Arab tersebut diajarkan oleh orang tua kepada anaknya, dan bahasa Arab tersebut menjadi bahasa keseharian masyarakat Arab pasar kliwon.
Selain dilakukan untuk kegiatan shalat berjamaah, masjid Assagaf juga diisi dengan kegiatan TPA bagi anak-anak masyarakat pasar kliwon, masyarakat Arab pasar kliwon biasanya mengantar dan menjemput anak mereka untuk mengukuti kegiatan TPA, ada juga anak-anak Arab yang berangkat bersama teman-temannya untuk mengikuti kegiatan. Saya pernah bertanya kepada salah satu murid TPA di masjid Jami’ As-Segaf hari-hari apa saja kegiatan TPA ini dilakukan, dan teryata hampir setiap hari ada TPA dimasjid As-Segaf ini kecuali hari Minggu. Dan ada juga kegiatan pengajian rutin di masjid As-Sagaf yang bertepatan pada waktu ba’da magrib dan ba’da subuh. Adapun fasilitas di Masjid As-Segaf sendiri sangat bagus. Jadi di masjid As-Segaf ini terdapat dua ruang yang mana ruang pertama tertutup dengan pintu dan ruang kedua awal kita masuk kedalam area masjid, mungkin tujuan dari pembuatan masjid ini sendiri seperti ini untuk istirahat para pedagang dan para jamaah yang ingin melakukan ibadah di dalam masjid ini, tempat wudhunya pun juga unik yang mana ada tempat wudhu disekitar masjid bagian atas da nada juga yang bawah tanah.
Adapun masjid Riyadh sendiri memiliki khas arsitektur yang dibuat mirip dengan kawasan Arab. Terdapat pohon yang mirip dengan pohon kurma di depan masjid yang juga menjadi area citywalk. Dan saya pernah berkata kepada saya, yang kebetulan bertempat tinggal di daerah solo, yang mana pada saat bulan Ramadhan, biasanya masjid riyadh ini menyediakan takjil untuk masyarakat yang ingin berbuka bersama, satu hal lagi yang hebat ketika bulan puasa adalah setelah sholat tarawih, jamaah akan disajikan kopi bertujuan sebagai tombo ngantuk untuk persiapan melanjutkan ibadah dibulan ramadhan. Dan masih banyak juga kegiatan-kegiatan keagaamaan yang diselengarakan di masjid riyadh ini. Adapun kegiatan yang paling besar dan paling banyak jamaahnya adalah  Haul. Haul sendiri adalah sebuah acara yang dilakukan satu tahun sekali, dan biasanya di dalam haul ini dipimpin salah satu Habib. Adapun isi dari kegiatan haul ini sangat banyak dan bermanfaat, mungkin dari ini kegiatan ini sangat digandrungi masyarakat. Diantaranya adalah tahlilan disertai doa-doa, dan dilanjutkan dengan pengajian umum oleh habib yang dirangkai dengan pembacaan singkat sejarah orang yang dihauli, dari nasabnya, tanggal lahir atau wafat, jasa-jasa, serta keistimewaan yang patut dipahami. Dan acara terakhir adalah sedekah, yang mana boleh diberikan kepada orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan haul tersebut atau langsung ke rumah masing-masing.
Bisa dikatakan juga bahwa pasar kliwon ini pusat aneka oleh-oleh khas Arab, yang mana para Masyarakat Arab pasar kliwon ini rata-rata mereka membuka sebuah ruko atau tempat untuk berjualan dan rata-rata profesi yang mereka kerjakan ini adalah sesuai apa yang nabi kerjakan diwaktu mudanya yaitu berdagang, mereka membuka stand-stand toko disekitar pinggiran pasar Kliwon, yang mana didalam stand itu mereka menjual berbagai jenis kebutuhan, misalnya : Toko pakaian, masakan Khas Arab, Makanan Arab (Kurma, Madu, Kismis). Tidak hanya masyarakat Arab Indo di pasar kliwon saja, namun masyarakat Arab Indo yang berada di indonesia, mereka mengambil pekerjaan pedagang atau bahasa arabnya bisa disebut sebagai tijaroh. Seperti apa yang saya sampaikan diatas tadi yang mana mereka mengikuti profesi nenek moyang mereka yaitu Rasulullah, karena berdagang itu mudah untuk dilaksanakan, dan jika diniatkan karena mengikuti profesi Rasulullah, insyaAllah akan mendapat pahala dan berkah. Ada juga yang berjualan Rukuh di rumah produksi mereka serta berbagai busana Muslim, dan berbagai kuliner Arab yang mana kebanyakan berbau Kambing (dagingnya). Jika kalian ingin jalan-jalan ke pasar kliwon ini kalian akan menemui berbagai hidangan daging kambing, yang dari Sate, Tongseng, tengkleng, dan Gule.  Ngga Cuma berhenti dimakanan saja susu kambing pun juga ada, dari susu kambing Ettawa dan yogurt susu kambing. Dan yang paling special dari semua makanan yang diperjualkan di pasar kliwon ini adalah nasi kebuli, nasi goring khas Timur Tengah dengan bumbu rempah istimewa, makanya rasanya istimewa juga. Nama nasi kebuli sendiri terambil dari kata Qabul yang berartikan diterima. Hidangan ini sering menjadi menu saat acara besar, seperti akad nikah atau hajatan yang lainnya. Dan saya ingin sedikit memaparkan tentang rasa dari nasi kabuki ini sendiri, secara citra rasa nasi kebukli ini Enak, Gurih. Nasi kebuli ini sendiri dimasak bersam kaldu daging kambing, ada susu kambing juga untuk menambah citra rasanya, dan terakhir disajikan dengan daging kambing, kadang ada juga yang ditaburi kurma atau kismis. Tapi sekarang sudah banyak dua jenis jenis nasi kebuli, ada yang dengan daging ayam da nada juga dengan daging kambing. Dengan harga sudah pasti beda, sudah pasti yang dengan daging kambing lebih mahal.
 Di pasar Kliwon ini kita juga akan menemui music Gambus dan tarian Hajir Marawis atau biasa juga disebut tarian Zapin. Biasanya musik ini dihelat diarea pasar Kliwon di acara pernikahan. Didalam kegiatan haul pun juga terdapat tarian ini, namun di beberapa acara special di pasar Kliwon ada juga pertunjukan ini. Karna untuk memberikan suasana Timur Tengah apalagi saat dendang, ritme, dan hentak dan nyanyian marawis disenandungkan.
Entah kenapa, orang-orang Arab dalam hal kesenian mereka sangat menyukai music yang bertemakan cinta dan bergenre soft (lembut). Mungkin secara mereka keturunan Arab makanya suka music Arab juga. Tapi ada juga diantara mereka yang mulai menyukai music asli Indonesia yaitu Dangdut,tapi belum sampai derajat kecintaan sama seperti music Arab itu sendiri.
Selain musik-musik modern, orang arab juga masih menyukai musik tradisional mereka yakni musik marawis dan gambus. Marawis ini yang masih mempertahankan kesederhanaan alat yang digunakan didalamnya, sedangkan gambus sudah menggunakan alat-alat musik yang modern. Memang sekarang gambus sudah bisa dibilang modern karena menggunakan alat-alat yang modern pula. Tapi unsur didalam musik itu yang masih dijaga hingga sekarang, yakni dalam gambus dari dulu hingga sekarang kebanyakan digunakan dalam acara-acara yang khusus karena didalamnya dibacakan sholawat nabi.
Sedangkan dalam kesenian tari, dalam tradisi orang arab yang masih sering dilakukan yakni tari zafin, zarah, dan zahefe. Zafin yakni dalam tarian itu diiringi musik yang agak lambat atau slow, dan penarinya berjumlah dua orang dengan gerakan yang teratur. Sedangkan zarah adalah tarian yang sama dengan zafin dengan penari berjumlah dua orang dengan gerakan tarian juga teratur seperti zafin, tetapi musiknya lebih cepat daripada yang digunakan pada tarian zafin. Dan yang terakhir zahefe, adalah tarian yang dalam kecepatan nadanya sama seperti tarian zarah, tapi yang membedakan kali jumlah penarinya ada tiga orang dan juga gerakan tarinya bebas yang penting mengikuti ketukan irama lagu. Dalam tarian-tarian ini, semua diiringi oleh musik gambus.
Saya juga mengamati bahwa anak-anak perempuan yang sudah dewasa dari kalangan masyarakat Arab sendiri jika keluar dari rumah mereka menutup dan menjaga aurat, ada yang hanya bermodel busana trend jama kini ada juga yang memakai busana yang lebih islami dan syar’i. Setiap sore dari mereka juga ada yang berolahraga dari jalan-jalan atau lari ringan disekitar trotoar jalan pasar Kliwon ada juga yang melakukan sepeda santai dengan mengelilingi da nada juga yang menghabiskan waktunya hanya dengan bercerita dengan salah satu teman di teras-teras hingga menunggu waktu sore habis. Alas an kenapa orang Arab suka  berbaur dan bercerita adalah mungkin untuk menjaga tali silaturahmi diantara mereka dan menjaga ukhuwah yang telah mereka ikat dan ingin selalu diperkuat, ini adalah salah satu tindakan yang sangat bagus untuk dilestarikan dan dipertahankan. Orang Arab sendiri tidak menutup hanya kepada sesame orang Arab juga, melainkan mereka juga baik dengan orang pribumi yang tinggal disekitar pasar Kliwon.
Selain tentang tempat berkumpul, orang arab selalu menggunakan nama marga atau fam ( keluarga ). Di indonesia sendiri sudah banyak orang arab yang masuk dengan berbagai macam marga, diantara nya dari kalangan marga habib yakni Al-Habsyi, As-Saqqof, Al-Athas, Al-Qadri, Al-Aidarus, Al-Musawwa, Al-Haddad, dll. Dari kalangan marga masyayikh ada Basulthonah, Babheir, Al-Marfadi, Al-Farhan, Badubah, dll. Cara mengenali pun dilihat dari nasab juga marganya juga, karena mayoritas nama arab hanya menggunakan satu nama lalu di tambahi bin atau dari nasab lalu diakhiri dengan marganya. Seperti contoh muhammad bin Husein Al-Habsyi, Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Abubakar bin syech As-Segaf, dll.
Sekian data yang bisa saya sampaikan, semoga tulisan saya mengenai masyarakat Arab pasar Kliwon ini bisa sedikit memberikan wawasan tentang komunitas Arab ini sendiri. Jika terdapat salah kata dari penulisan saya ini mungkin karna kesalahan saya sendiri adapun jika ada benarnya mungkin ini semua atas bantuan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Terima kasih, Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar