Rabu, 14 Februari 2018

ANTROPOLOGI
BAB I
MAKSUD KARANGAN

Buku karangan ini menjelaskan tentang petunjuk-tunjuk agar orang-orang yang ingin mendalami ilmu-ilmu yang berkaitan tentang antropologi, dapat memahaminya. Yaitu ilmu tentang kehidupan manusia, yang membahas tentang ciri fisik, prilaku, dan berbagai variasi dari berbagai kelompok manusia, khususnya di bangsa Indonesia.
Penyiapan diri yang mantap yang dilakukan oleh mahasisawa indonesia untuk menjadi angkatan baru yang bergelut dalam dunia ilmu antropologi-budaya di Indonesia. Di khususkan bagi mereka yang masih mempunyai bakat membaca bahasa belanda, agar mulai untuk memperdalam diri untuk memahami karangan-karangan.

Untuk mencapai hal tersebut, ada dua metode yang dapat diterapkan yaitu:

Dengan cara membuat ringkasan-ringkasan dari beberapa penjelasan yang telah tertera dalam karangan-karangan yang berkaitan tentang kehidupan masyarakat yang berada di Indonesia.
Dengan cara membuat ringkasan-ringkasan dari beberapa teori dan metode-metode antropologi-budaya, yang pernah digunakan dalam pembahasaan dan penyelidikan tentang masyarakat dan berbagai budaya di Indonesia.

PENGERTIAN “METODE ANTROPOLOGI”

Karangan ini membahas tentang metode-metode yang digunakan untuk memahami antropologi-budaya. Metode ini berfungsi sebagai suatu jalan yang dapat menuntun seseorang untuk memahami ilmu antropologi-budaya.
Ada tiga cara agar sesorang tersebut dapat memhami dan mencapai kesatuan pengetahuan tentang objek dari ilmu antropologi budaya, yaitu:
Critical discrimination
Generality and system
Empirical verification
Critical discrimination terdiri dari beberapa metode yaitu:
Metode pendekatan
Metode pengumpulan berkas atau sumber
Metode pencatatan
Metode penusunan
Metode melukiskan gejala-gejala masyarakat dan kebudayaan

Generality and system yaitu penentuan prinsip-prinsip umum. Dengan cara menghubungkan berbagai gejala masyarakat dan kebudayaan pada masyarakat tersebut.
Empirical verification yaitu metode-metode yang digunakan untuk mengkaji lebih lanjut prinsip-prinsip umum dari hasil yang telah didapatkan pada kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia.

CARA MENGHIMPUN METODE-METODE ANTROPOLOGI-BUDAYA

Inilah berbagai cara yang digunakan dalam pengumpulan metode-metode yang akan digunakan dalam penyelidikan masyarakat dan kebidayaan di Indonesia:
Mengunakan beberapa buku yaitu: De ontdek-king van het adatrecht dari C. v. Vollenhoven (1928), buku biography of Indonesian peoples and cultures yang disusun oleh R. Kennedy dan lain-lain. Dan mengambil berbagai majalah ilmiah yang menyangkut atau membahas tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa Indonesia.
Menyelidiki kepala karangan buku tersebut, agar kami bisa menunjukan bahwasanya isi karangan tersebut itu berisi tentang ilmu antropologi-budaya.
Nama dari kepala karangan tersebut kami susun guna penyelidikan dari metode metode ilmu antropologi-budaya.
Karangan-karangan dari mereka yang tercatat itu, kami baca dengan cepat.
Ketika kami membaca, maka kami akan mencatat beberapa metode yang dapat menarik perhatian kami
Dan akhirnya metode-metode tersebut kami susun sedemikian rupa.

PEMBATASAN OBJEK DARI KARANGAN

Adanya pembatasan objek dari karangan karena lapangan dari ilmu antropologi-budaya itu sangat luas, maka kami akan membatasi objek penyelidikan melalui empat bentuk, yaitu:
Ada beberapa metode-metode dari beberapa sub-disciplines yang tidak kami perhatikan dalam ilmu antropologi-budaya. Seperti yang kita ketahui bawasanya ilmu antropologi-budaya itu terdapat tiga sub-ilmu di berbagai pusat ilmiah dunia. Akan tetapi dibebagai pusat ilmiah lainnya terdiri dari empat sub-ilmu, contohnya seperti Amerika Serikat: (a). Prehistoric archeology, (b). Linguistic anthropology, (c). ethnology and ethnography, (d). Culture and personality.
Keempat sub-ilmu itu bisanya disebut sebagai sub-disciplines.
Apabila kita ingin mengunakan metode yang berasal dari Amerika Serikat itu, harusnya kita mengunakan keempat sub-ilmu tersebut, tapi didalam karangan ini kami mengambil metode-metode yang dikembangkan oleh sub-discipline yang berupa ethnology and ethnography.

Dalam metode ini ada beberapa poin yang tidak kami perhatiakan dari sub-discipline ethnology and ethnography, kami tidak memperhatikan teori-teori yang menyangkut tentang tecnology, primitive art dan primitive economics.
Teori-teori yang kami pehatikan adalah:
Etnography
Social organization
Primitive religion
Native law
Diffusion of culture
Culture dynamics and culture change

Dalam metode ini, menyangkut tetang daerah geografis, yang berfungsi sebagai tempat penyidikan masyarakat dan kebudayaan itu dilakukan.
Dan adanya pembatasan, dalam karangan ini kami hanya memperhatikan metode yang menjadi keterangan tentang kehidupan masyarakat serta kebudayaan dan suku-suku.

SIFAT SEMENTARA DARI KARANGAN

Bahwasanya ringkasan serta penjelasan-penjelasan dalam karangan ini harus dianggap sebagai sesuatu yang harus di uji kembali, dikaji, dipahami, diperluas dan dipertajam dengan penyidikan-penyidikan yang lebih mendalam.

SUSUNAN KARANGAN

Susunan karangan ini kami baginya dalam bab II dan babIII,  kedua bab ini bersifat kronologis. Bab II ini menguraikan dengan singkat perkembangan ilmu land-en volkenkunde van Nederlandsch-indie. Dan bab III ini menguraikan dengan singkat jasa-jasa G.A. Wilken.

BAB II

ASAL MULA ILMU TENTANG  BUMI DAN BANGSA INDONESIA

KARANGAN-KARANGAN KUNO TENTANG INDONESIA

Banyak karangan-karangan tentang Indonesia yang telah ditulis oleh beberapa golongan dengan maksud yang berbeda beda. Inilah mereka:

Para pendeta Nasrani yang datang ke Indonesia pada permulaan abad ke-17, dengan tujuan ingin menyebarkan ajaran agama Nasrani, mereka menulis tentang suku-suku dan berbagai adat-adat,  dengan maksud untuk menunjukan betapa perlunya agama Nasrani tersebar di antara adat-adat dan suku-suku.
 Para sarjana bahasa yang telah dikirim oleh lembaga-lembaga agama dinegri belanda, mereka mempunyai tujuan untuk menerjemahkan kitab injil menjadi kitab yang berbahasa indonesia.
Para musafir bangsa-bangsa asing yang datang ke Nusantara pada abad ke-15 , mereka menulis buku tentang bumi dan bangsa indonesia, untuk mengisi kisah perjalanannya.
Para penyidik alam yang datang ke Indonesia mempunyai tujuan yaitu mengadakan suatu ekspedisi ilmiah guna menyelidiki bumi, alam, dan penduduk-penduduk daerah. Mereka menulis buku tentang adat istiadat suku-suku yang berada di indonesia, guna mememenuhi tugas ekspedisi mereka.
Para pegawai pemerintah-pemerintah jajahan, yang telah menulis tentang adat-adat berbagai suku-suku yang berada di Indonesia, karena pekerjaan mereka itu, mewajibkan mereka untuk memberikan laporan-laporan dinas.

KARANGAN-KARANGAN PARA MUSAFIR

Karangan-karangan tentang bumi dan bangsa Indonesia juga telah ditulis oleh para musafir dari berbagai manca negara, yaitu:
Para musafir dan pedagang-pedagang Tianghoa yang telah menulis tentang kepulauan Indonesia dalam kisah-kisah perjalanan mereka, mereka berada di Indonesia mulai abad kedua Masehi.
Para musafir bangsa portugis, mereka mulai meyeberangi lauatan pada abad ke-15 dengan keberanian dan kesabaran yang tak kunjung hentinya.
Inilah nama-nama para musafir dari portugis yang pernah datang dikepulauan indonesia:
Tome Pires
Antono Lombardo Pigafetta
Para musafir dari bangsa Eropa juga pernah datang untuk menulis karangan seputar banngsa indonesia. Inilah negara-negara Eropa yang pernah datang ke Indonesia:
Prancis
Inggris
Belanda
Pertemuan para musafir-musafir tersebut dengan penduduk daerah setempat bukanlah pertemuan yang dapat menghabiskan waktu yang lama, pertemuan mereka itu begitu singkat, pertemuan mereka itu cuma sekedar bertukar benda dan makan saja.
Dari pertemuan yang singkat tersebut, membuat musafir-musafir tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk mengenal suku-suku yang berada di Indonesia lebih dalam.

KARANGAN-KARANGAN PARA PENDETA DAN PENYIAR AGAMA NASRANI

Pada dasarnya pendeta Nasrani dan penyiar agama Nasrani yang hidup di Indonesia itu tidak banyak karangan-karangan yang dihasilkan oleh tangan tangan mereka, yang memberikan keterangan tentang adat istiadat dan suku-suku bangsa indonesia.
Mereka mempunyai usaha-usaha untuk menyiarkan agama Nasrani kepada penduduk asli Indonesia, penyiaran tersebut telah dimulai saat V. O. C. permulaan abad ke-17. Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan gereja-gereja di beberapa pulau dimaluku pada saat abad pertengahan itu.

KARANGAN PARA SARJANA BAHASA-BAHASA INDONESIA

Pada dasarnya para sarjana bahasa-bahasa indonesia, mempunyai tugas yang sama dalam penyiaran agama nasrani, mereka ditugaskan untuk menerjemahkan kitab suci dan kitab-kitab gereja agama nasrani menjadi bahasa daerah atau bahasa indonesia. Tetapi didalam bab ini kami mengkhususkan mereka, karena sikap mereka terhadap kebudayaan-kebudayaan dan suku-suku bangsa indonesia ini berbeda dengan para pendeta yang menyiarkan agama nasrani. Para sarjana bahasa-bahasa indonesia ini mempunyai suatu perhatian yang lebih besar terhadap kebudayaan-kebudayaan dan adat istiadat rakyat indonesia.

KARANGAN-KARANGAN  PARA PENYELIDIK ALAM

Pada tahun 1875 terdapat penyidikan yang dilakukan oleh para penyidik alam berupa penyidikan bumi, laut di indonesia beserta isinya, flora dan fauna serta manusia. Peyidikan ini dilakukan oleh seseorang yang bernama C. G. C. Reintwardt yang telah menyelidiki alam di Indonesia bagian timur.
Seorang penyidik alam yang bernama G. E. Rumphius, penyidik alam ini menulis tentang ikan-ikan, kerang-kertang, flora, fauna yang berada disekitar  Ambon, dan di juga menulis tentang suku-suku bangsa anak negri ambon dan sejarahnya. Iya sebelumya pernah bekerja pada V. O. C. di daerah maluku, dan mata beliau buta di karnakan terkena suatu penyakit mata pada tahun 1670.
Dan masih banyak lagi karangan para penyelidik alam mengenai karya-karyanya berupa karangan tentang penduduk indonesia, dan alam serta kebudayan di indonesia. Penyidik alam mempunyai peluang yang besar dalam  membuat karangan.

KARANGAN-KARANGAN PARA PEGAWAI PEMERINTAHAN  JAJAHAN

Karangan-karangan yang ditulis oleh para pegawai pemerintah jajahan tidak begitu banyak, dan sebagian besar karangani ini berbicara mengenai adat istiadat dari berbagai suku-suku bangsa Indonesia yang ditulis sampai tahun 1875. Dan ada tiga macam karangan yaitu:
Karangan-karangan yang ditulis oleh pegawai-pegawai sewaktu V. O. C. yang masih berkuasa dibeberapa tempat di Indonesia
Karangan-karangan yang ditulis oleh beberapa pegawai pemerintahan jajahan ingris, waktu negara itu masih berkuasa di daerah Bengkulu.
Karangan-karangan yang ditulis oleh pegawai pemerintahan jajahan Hindia-Belanda, ketika belanda masih berkuasa di Indonesia.

TERJADINYA ILMU LAND-EN VOLKENKUNDE VAN NEDERLANDSCH-INDIE
Itu adalah sebuah ilmu yang memberi pengetahuan tentang keadaan bumi dan alam indonesia, beserta segala isinya, termasuk flora, fauna, dan manusia. Adanya usaha penulisan karangan itu terjadi pada abad ke-19.
J.J. de Hollander, (1817-1886),  beliau adalah seorang sarjana sastra yang dulunya pernah menjadi guru. Dan kemudian beliau tertarik untuk memperdalam diri untuk mempelajari Bahasa-bahasa melayu serta kebudayaan dan suku-suku bangsa indonesia.

BAB III
TEORI-TEORI TENTANG EVOLUSI KEBUDAYAAN PADA G. A. WILKEN
ILMU ANTROPOLOGI-BUDAYA DIANTARA 1860-1890
Ilmu antropologi-budaya mulai terlihat didunia ilmiah sebagai suatu cabang ilmiah yang baru, dengan anggapan suatu ilmu yang membahas tentang perkembangan kebudayaan manusia dimukabumi ini. Bahwasanya kebudayaan manusia itu bisa berevolusi dari kebudayaan yang rendah menuju kebudayaan yang tinggi. Dan itu membutuhkan proses demi peroses untuk menjadi tingkat tingkat tertentu. Dan proses tersebut terjadi di semua bangsa-bangsa di muka bumi ini.
WILKEN PENDEKAR ILMU ANTROPOLOGI-BUDAYA INDONESIA
Cara berfikir Evolusionisme telah mempengaruhi dunua ilmiah di negeri Belanda.G. A. Wilken adalah seorang sarjana bangsa Belanda, dia mencoba mengumpulkan dan mempersatukan keterangan-keterangan kebudayaan dan suku-suku bangsa indonesia yang sangat banyak.  Dengan usaha kerasnya itu, dia melahirkan ilmu antropologi-budaya indonesia, maka tokoh G. A. Wilken patut diberi perhatian khusus.
Riwayat hidup Wilken. George Alekander Wilken adalah nama panjangnya, wilken lahir di Manado 13 Maret 1847. Dia mempunyai ayah seorang pendeta Nasrani, yang bekerja sebagai guru. George alexander adalah nama ayahnya, setelah menempuh pendidikannya di akademi pegawai Pangreh Pradja buat Indonesia di Delft. Ayahnya itu bekerja sebagai pegawai Pangreh Pradja pada tahun 1869-1880 di Buru Gorontalo, Ratahan (Minahasa), Sipirok (Tapanuli) dan Mandailing (Tanah Batak Selatan). Di daerah tersebut beliau memiliki kesempatan yang sangat luas, untuk menyelidiiki adat-adat dan berbagai kebudayaan suku-suku di daerah tersebut.
Dasar pikiran Wilken tentang evolusi masyarakat adalah, dia sangat terpengaruh akan cara pemikiran Evolusionerisme. Bahwasanya Wilken menyatakan bahwa jalan pemikiran ontwikkelingsleer itulah yang dapat memperi penjelasan kepada kita yang benar tentang masyarakat dan kebudayaan.
Wiken selalu mengumpulkan keterangan kebudayaan dan suku-suku di Indonesia, adapun kebudayaan kebudayaan yang yang diluar indonesia adalah:
Kebudayaan bangsa Tagala dan Bisaja di Filipina
Kebudayaan bangsa Fidji dan Melanesia di Lautan Teduh
Kebudayaan suku-suku yang berada dibenua Afrika, seperti Shoshoni, Abipon, dan Arawak
 Kebudayaan dari bangsa Rum, Yunani, Hindu, atau suku-suku pada zaman Purba di Asia Kecil, yang telah di ambil dari karangan kitab Bochofen, Lubbock, McLennan, RobertsonSmith dll.
Adapun suku-suku bangsa Arab yang diketahui oleh dirinya sendiri, sebagai seorang sarjana yang pernah bergelut pada bidang bahasa kesusastraan dan kebudayaan Arab.
Selain membahas tentang keterangan keterangan tersebut, Wilken juga membahas tentang religi yang ada di suatu bangsa dan suku-suku di daerah tersebut, dan dia dapat menemukan banyak sekali adat istiadat dan upacara keagamaan atau yangsering disebut sebagai suatu paham animisme. Dan wilken mengembangkan suatu teori khusus tentang dasar-dasar upacara berkorban. Dari teori tersebut dapat dijelaskan bahwa banyaknya adat dan suku-suku di bangsa indonesia.
Wilken juga membahas tentang  hukum adat Indonesia, pembahasan ini menyangkut tentang hukum-hukum adat tang berada di indonesia, dan dia menyatakan bahwa suku di indonesia itu mempunyai sistem-sistem hukum asli. Wilken mengatakan hukuman atas suatu kesalahan itu dapat dilakukan sendiri oleh yang terkena, sebagi pembalasan dendam. Lambat laun dengan majunya kebudayaan manusia kearah yang lebih halus, maka pembalasan dendam tersebut dapat berubah menjadi pembayaran kerugian, maka terbitlah hukum denda kepada pelaku yang telah melakuka kesalahan.
Wilken sebagai pengarang ethnografi, wilken ini terkenal sebagai searjana yang kenal akan kebudayaan dan suku-suku-suku bangsa indonesia, dan mempunyai banyak pengalaman langsung berhubungan dengan bebrapa suku di bangsa Indonesia.
Pengaruh karangan Wilken, bahwasanya karangan wilken tersebuat amatlah menarik, dan beliau harus dimasukan sebagai tokoh-tokoh besar dalam ilmu antropologi-budaya. Perngaruhnya itu tidak hanya tersebar di daerahnya saja, bahkan juga diluar negri Belanda. Van Ossenbruggen telah menyatakan bahwa karangan-karangan yang dihasilkan oleh Wilken tentang hukum adat, amatlah penting bagi dunia. Diamtara orang orag yang mendukung karya Wilken, ada juga orang orang yang mencela karyanya, yaitu celaan yang bersifat agak menghina, tapi hinaan tersebut telah di bantah oleh seorang yang bernama Willinck. Willick adalah seorang pembela Wliken.

TEORI YANG MERUPAKAN LATAR BELAKANG DARI KARANGAN WILKEN
Inilah susunan teori yang merupakan latar belakang dari karangan Wiken:
Teori Wilken tentang evolusi masyarakat manusia.
Teori ini beranggapan bahwa pada semua bangsa dimuka bumi ini, masyarakat berkembang melalui empat tingkat tertentu.
Teori tylor tentang anemisme
Teori ini bermaksud untuk menjelaskan tentang asal mula dsri evolusi dari kepercayaan dan religi dalam masyarakat manusia.
Teori Wilken tentang totenisme
Teori ini sebenarnya suatu lanjutan dari angapan dari Wilken tentang religi animisme pada masa Wilken itu.
Teori Wilken tentang dasar dasar upacara bekorban
Teori ini juga tidak beda dari anggapan Wilken tentang animisme.
Teori wilken tentang asal dari adat-adat mutilasi tubuh
Teori ini juga sebuah lanjutan dari teori wiken tentang dasar-dasar adat istiadat upacara bekerban.

CONTOH-CONTOH DARI CARA-CARA WILKEN MEMPERGUNAKAN TEORI DASARNYA
Berbagai adat-adat dan unsur-unsur kebudayaan yang telah diterangkan oleh Wilken dengan teori dasarnya entang evolusi masyarakat dari tingkat promiscuiteit sampai pada tingkat parentaal. Inilah susunan-susunan tersebut:
Asal mula dari adat perkawinan exogami
Ini adalah sebuat adat untuk mecari jodoh diluar kelompoknya atau golongannya sendiri, dan adat ini sangat membuat para sarjana di jurusan antropologi-budaya menyukainya, dan mempunyai keterkaitan yang tinggi atas adat tersebut.
Asal mula dari larangan incest
Larangan incest adalah sebuah larangan untuk sebuah masyarakat suatu suku agar tidak menikah atau kawin dengan anggota keluarga batih, atau juga isa disebut sebagai anggota keluarganya sendiri. Dan mereka diharuskan agar menikahi atau kawin dengan orang selain keluarganya itu.
Asal mula dari adat bruidschaking
Adat ini adalah tentang seseorang pria yang menyukai seorang wanita kemudian menculik wanita tersebut untuk menikahinya.
Asal mula dari adat pembayaran bruidschat
Adat bruidschaking adalah: suatu maskawin yang akan diberikan kepada wanita tersebut. Dan ada sebuah anggapan yang dimana Wilken menentang atau menolak suatu pernyataan yang menyatakan tentang maskawin itu berfungsi sebagai alat pembayaran untuk membeli seorang gadis dan kemudin menikahinya
Asal mula dari adat teknonomie
yaitu sebuah adat penyebutan nama anak pada nama ayah atau ibu. Contohnya: ini adalah Ayah-Si-Thomas.
BAB IV
METODE ETHNOGRAFI PADA PARA FIELDWORKERS DI INDONESIA

PERKEMBANGAN FIELDWORKERS DALAM ILMU ANTROPOLOGI BUDAYA

Adanya beberapa kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam  karangan-karangan kuno tentang sutu kebudayaan suatu bangsa. Dan adapun pengumpulan dan pencatatan  bahan sutu keterangan untuk beberapa karangan tentang kebudayaan bangsa asing. Dan terdapat kelemahan-kelamahan tentang kebudayaan bangsa-bangsa asing yang ada oada akhir abad ke-19. Maka kelamahan tersebut dapat terlihat. Kelemahan kelemahan tersebut disebabkan karena:
Banyaknya karangan-karangan yang kuno  tentang suatu kebudayaan bangsa asing yang disusun sebagai suatu kisah perjalanan. Dan penjelasan tersebut tidak disusun sebagai mana objek yang harusnya tertera. Tetapi dijadikan sebagai rangkayan yang disambungkan dengan beberapa deretan suatu peristiwa yang dialami oleh seorang pinyidik tersebut.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, dan hanya mengambil hal-hal yang tampak aneh, dan hal aneh tersebuat amatlah berbeda dengan adat istiadat pengarangnya, dikarnakan seorang penyidik tersebut belum dilatih untuk memperhatikan suatu unsur-unsur yang tidak biasa dalam bangsa asing.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, mereka hanya mengambil unsur-unsur yang berkaitan tentang lahirnya saja, dan kurang memperhatikan tentang susunan dasar dalam kebudayaan tersebut, hal ini disebabkan karena seorang penulis belum dapat mengupas suatu kebudayaan yang hidup sampai ke dasar-dasarnya.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, kurangnya pengetahuan tentang sebuah lokasi pada daerah tersebut, sehingga menyebabkan suatu lukinan pada daerah khusus dianggap sebagai lukisan pada daerah umum. Sehingga informasi yang diberikan tersebut tidak akurat atau bisa juga disebut sebagai suatu informasi yang salah.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, penulis hanya mengambil rangkayan beberapa bahan keterangan saja, sedangkan keterangan tersebut berkaitang dengan unsur unsur lain,  atau hubungan suatu unsur dan unsur lainnya tidak terlalu diperhatikan.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, penyusunan suatu bahan karangan-karangan dari suatu daerah,  hanya mengambil keterangan dari kebudayaan yang merupakan objeknya saja, hal ini di karnakan kurang bahan bahan  keterangan untuk mempunyai pandangan yang luas.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, karangan yang dihasilkan tersebut masih kurang ojektif dan di dalamnya termuat suatu penilayan yang membahas tentang baik-buruknya suatu unsur kebudayaan yang menjadi objek suatu penyelidikan pada daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena sebagian besar karangan-karangan kuno tersebut tidak di tulis untuk keperluan ilmiah saja, tapi terdapat beberapa keprluan yang jauh dari kata ilmiah.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing,  dalam mengambil data dalam suatu peristiwa kebudayaan tersebut, para penulis masih kurang dalam memperhatiakan faktor manusia dalam pengambilan data tersebut.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing,  dalam pengambilan data-data dalam suatu keterangan tersebut  sering sekali seorang penulis menganggap keterangan-keterangan alasan sesungguhnya. Dan para pengarang tersebut belum bisa membedakan mana kepentingan daripada analisa dan kepentingan native explanation.
Banyaknya karangan-karangan kuno tentang suatu kebudayaan bangsa asing, telah mengandung beberapa generalisasi tentang watak suatu bangsa, di generalisasi ini berdasarkan kesan-kesan dan pengalaman-pengalaman yang telah didapat oleh penyidik tersebut.

PERKEMBANGAN FIELDWORK DI INDONESIA

Suatu perkembangan yang telah dihasilkan oleh sarjana-sarjana hukum adat dalam suatu proses untuk memperoleh keyakinan secara sistematis dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang telah didapat dalam penelitiannya itu dari berbagai bangsa-bangsa dan suku suku yang berada di Indonesia. Fieldwork yang dilakukan di Indonesia terjadi pada masa setelah perang dunia ke-ii.
Dan penyidikan tersebut dilakukan oleh lembaga penyidikan atau pusat ilmiah negara republik indonesia sendiri, sedangkan sebagian sebagian penyidik dilakukan yang telah ditugaskan oleh organisasi-organisasi asing. Dan dari penyidiakan yang dilakukan oleh kedua penyidik tersebut, telah menghasilkan karangan-karangan atau laporan sementara dari fieldwork.

METODE-METODE FIELDWORK KHUSUS DAN PENYUSUNAN ETNOGRAFI DI INDONESIA.

Banyak sekali metode-metode yang dilakukan untuk pengumpulan bahan dalam fieldwork khusus, yaitu:
Metode-metode observasi
Metode-metode  observasi dengan terjun langsung kedalam kehidupan masyarakat dan kehidupan pada suatu suku-suku dan bangsa-bangsa di Indonesia.
Metode-metode interpiu merdeka.
Metode-metode interpiu terpimpin.
Metode-metode pengedaran daftar pertanyaan.
Metode-metode yang dilakukan dengan cara mencatat pembicaraan para informat.
Metode-metode pencatatan  biografi dan angota-angota masyarakat yang menjadi objek penyidikan.
Metode-metode menggunakan test-test psychologis.
Metode-metode menghitung dan mencatat angka-angka statistik dari peristiwa dan kebudayaan-kebudayaan masyarakat setempat.
Dan bisanya metode tersebut tidak langsung digunakan bersama-sama sekaligus oleh seorang penyidik. Dan biasanya penyidik akan megambil beberapa metode tertentu untuk melakukan observasinya.
Dan adapun metode-metode dalam pengumpulan dan pencatatan bahan ethnografi, metodi ini biasa diginakan oleh beberapa penyidiak dalam fieldwork-fieldwork khusus, yang pernah mereka lakukan di Indonesia.
Metode text recording.
Genealogichal method.
Metode menyusun karangan ethnografi berdasarkan prinsip dari konkrit ke abstrak.
Metode menyusun karangan sesuai dengan kisah perjalanan.
Metode menyusun karangan ethnografi sekitar dasar-dasar organisasi masyarakat.
Metode untuk membuat daftaf istilah kekerabatan dalam sebuat ethnografi.

CONTOH DARI METODE-METODEDALAM ETHNOGRAFI TENTANG INDONESIA

Inilah contoh-contoh beberapa karangan dari metode dalam ethnografi di  . Yaitu:
Ethnografi yang telah ditulis oleh A.C. Kruyt
Ethnografi yang telah ditulis oleh N.J.C. Geise
Ethnografi yang telah ditulis oleh A.W. Nieuwenhuis
Ethnografi yang telah ditulis oleh p. Drabbe
Ethnografi yang telah ditulis oleh G.A. wilken
Ethnografi yang telah ditulis oleh beberapa pengarang kuno yang menggunakan metode life-cycle arrangement
Ethnografi yang memuat beberapa daftar suatu istilah
BAB V
TEORI TENTANG RELIGI DAN ALAM PIKIRAN PRIMITIF
PERHATIAN ANTROPOLOGI –BUDAYA TERHADAP ALAM JIWA MANUSIA

Para peniliti atau penyidik asing sangat tertarik akan sesuatu yang berbau religi, seperti adat istiadat upacara keagamaan, atau juga bisa disebut dengan adat istiadat yang berhubungan dengan alam jiwa bangsa tersebut. Mengapa upacara keagamaan ini sangat menarik perhatian seorang penyidik asing, karena upacara keagamaan pada bangsa dan suku-suku ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda dibandingkan dengan adat istiadat atau upacara keagamaan orang-orang Eropa atau Amerika Serikat.
Maka banyak sekali karangan-karangan etnografi yang berkaitan tentang upacara keagamaan ini. Dan ini sebagai sumber bahan-bahan untuk meyusun berbagi teori asal mula dari proses perkembangan religi pada masyarakat.
Teori-teori tentang fetichisme.
Ini adalah sebuah teori yang membahas tentang jimat, bahwasanya fetichisme itu suatu sebutan yang berasal dari kata Portugis (feitico).
Bahwasanya A. Comte menyatakan bahwa fetichisme adalah sustu bentuk religi yang tua.
Suatu teori tentang animisme
Teori ini beranggapan bahwa asal mula dari religi manusia adalah kepercayaan akan makhluk-makhluk halus dan roh roh nenek moyang yang telah menempati seluruh alam.
 Teori-teori tentang pre-animisme
Teori ini menyatakan bahwa sebelum adanya zaman religi animisme, ada suatu bentuk religi lain dalam kebudayaan manusia. R. R. Marett menyebut bahwa religi yang berdasarkan kepercayaan yang melibatkan kesaktian dan segala peristiwa yang luar biasa.
Teori tentang ilmu gaib sebagai pangkal dari religi
Frazer menyatakan bahwa segala adat istiadat dan upacara-upacara keagamaan manusia dibagi menjadi dua bentuk, ialah magic dan relegion, keduanya ini dapat mempengarihi perbuatan manusia yang tidak berpedoman kepada pengetahuannya tentang alam.
Teori asal mula religi dari reprensentations collectives
Teori ini berlawanaan dengan teori Tylor, yang berkaitan dengan teory animisme, seorang yang bernama E. Durkheim beranggapan bahwasanya alam pemikiran manusia itu masih terbelakang, dan manusia pada saat itu belum menyadari suatu pengetahuan tentang roh-roh, dan berangapan wahwasanya manusia pada saat itu masih mempunyai pemikiran yang primitif, dan belom dapat memahami suatu anggapan yang bersifat abstrak, seperti, seorang yang mati akan menjadi ruh ketika, ruh keluar dari jasad (mayit).
Teori-teori tentang tokoh dewa tertinggi.
Teori ini membahas tentang seorang tokoh dewa, dan oleh bangsa bersangkutan dianggap dewa tertinggi, yang menganggap bahwasanya dewa ini adalah yang telah menciptakan alam dan segala isinya. Penceus teori ini adalah seorang srjana sastra yang bernama A. Lang.
Teori tentang asal mula religi
Yang mengemukakan teori ini adalah seorang  pendekar ilmu psychoanalyse yang bernama S. Freud. Teori ini adalah sebuah teori yang membahas seluk beluk dan asal mula dari religi yang ada pada masyarakat.
Teori-teori tentang alam pemikiran primitif
Teori ini berkaitan dengan pemikiran primitif yang dimulai pada awal-awal abd ke-20. E. Durkheim,  beliau berpendapat bahwa cara berfikir suatu masyarakat berhubungan dengan kehidupan masyarakat itu.

PERHATIAN KEPADA ALAM JIWA SUKU-SUKU BANGSA DIINDONESIA

Adanya beberapa perhatian yang diberikan oleh beberapa peniliti, yang berhubungan degan alam jiwa suku bangsa indonesia. Perhatian dari para peneliti tersebut adalah:
Perhatian yang diberikan oleh Wilken kepada alam jiwa orang Indonesia.
Perhatian yang diberikan oleh Wilken ini adalah suatu perhatian yang besar  pada religi-religi lokal pada masyarakat yang ada di Indonesia. Dan karangan-karangan Wilken yang berkaitan tentang religi di Indonesia, menghasilkan perhatian yang amat besar, terutama dari kalangan sarjana dan pusat pusat ilmiah yang berada diluar Belanda.
Perhatian yang diberikan oleh  A. W. Nieuwenhuis terhadap alam jiwa suku-suku bangsa Indonesia.
Perhatian yang diberikan oleh Nieuwenhuis ini suatu perhatian yang memfokuskan dirinya dalam meneliti tentang religi pada masyarakat kalimantan, religi yang paling mencolok adalah ilmu perdukunan, dan ilmu perdukunan ini terdapat pada suku suku yang yang berada di Kalimantan Tengah. Baginya itu sebuah hal yang biasa, dikarnakan beliau adalah seorang dokter, dan kitab-kitab ethnografinya itu keduanya memberikan tempat yang khusus untuk membahas tentang ilmu perdukunan
Perhatian yang diberikan oleh sarjana hukum adat terhadap alam jiwa suku-suku  pada bangsa Indonesia.
Perhatian yang diberikan oleh sarjana hukum adat ini adalah, menggunakan beberapa teori-teori antropologi budaya mengenai religi-religi lokal terutama teori animisme dan pre-anemisme. Mereka juga meyatakan bahwasanya metode yang menjadi dasar pemikiran mereka adalah metode yang dapat dipelajari dari ilmu antropologi-budaya, maka timbul lah suatu perhatian yang lebih terhadap metode-metode antropolgi-budaya.
Perhatian yang diberikan oleh sarjana ilmu antropologi-budaya terhadap alam jiwa suku-suku bangsa indonesia.
Perhatian yang diberikan ini kepada suku-suku dibangsa indonesia agar dapat menyelami dasar-dasar cara berfikir dari rakyat indonesia itu sendiri. Dan suatu golongan dari sarjana-sarjana ilmu antropologi-budaya ini juga menaruh perhatian yang besar mengenai religi lokal yang berada di suku-suku di Indonesia.
Perhatian terhadap alam pemikiran primitif di Indonesia
Perhatian ini mengarah pada dasar-dasar dari religi-religi pada suku-suku bangsa Indonesia. Karena ini membahas tentang bagaimana bentuk-bentuk kepercayaan dalam pemikiran orang ndonesia itu, dan bukan keterangan tentang bagaimanakah proses pemikiraIn bangsa Indonesia.
Perhatian terhadap persoalan Culture and Personality di Indonesia.
Perhatian ini diberikan oleh A. W. Nieuwenhuis yang berkaitan tentang mempelajari isi alam jiwa dari anggota beberapa suku-suku yang berada di Indonesia dengacara menganalisa dari teknik-teknik pembuatan benda-benda hasil kerajinan dari suku-suku bangsa Indonesia tersebut.

TEORI-TEORI YANG DIPAKAI DALAM PENYELIDIKAN ALAM JIWA ORANG INDONESIA
Inilah beberapa teori tersebut:
Teori E. B. Tylor tentang animisme.
Teori A. C. Kruyt tentang animisme.
Teori tentang preanimisme.
Teori R. Hertz tentang dasar-dasar upacara kematian.
Teori tentang dasar dasar mengenai magic.
Teori A. W. Nieuwenhuis animisme.
Teori E. Durkheim tentang dasar-dasar religi.
Teori L. Levy-bruhl tentang alam pikiran primitif.

CONTOH CARA TEORI TERSEBUT DIPERGUNAKAN
Wilken bermaksud mengumpulkan bahan adat istiadat yg berhubungan dengan kehidupan keagamaan dari berbagai bangsa di Indonesia.
Wiken juga membahas tentang tetonisme pada berbagai suku di Indonesia.
Wilken menerangkan adat upacara berkorban
Warneck mengklasifikasikan unsur-unsur dalam kehidupan keagamaan suku batak.
Camerling membahas tentang pengertian raoh nenek moyang.
Ossenbruggen  menerangkan berbagai arti dari upacara yang bertujuan untuk membasmi penyakit cacar pada suku bangsa indonesia.
Kruyt menerangkan tentang arti dari pengertian measa  pada suku bangsa toraja, yang mengambil dasar teori pre-animisme dan  mengunakan faham tabu.
Kryut menerangkan arti jual beli berdasarkan teori pre-animisme.
Elshout menerangkan tentang ilmu dukun pada suku Apo Kajan yang berdasarkan teori pre-animisme.
Para sarjana hukum adat memandang tentang alam jiwa orang indonesia berdasrkan animisme dan pre-animisme.
Para sarjana yang menganut teori sociale struktur mempunyai suatu pandangan tentang alam jiwa orang indonesia.
Allard memberikan keterangan tentang upacara kelahian, kematian dan pertanian padi.
Pidato yang disampaikan oleh B. Ter Haar Bzn, menganjurkan para hakim di indonesia yang melakukan peradilan menurut hukum adat.

BAB VI
TEORI TENTANG DIFUSI KEBUDAYAAN DI INDONESIA
SOAL DIFUSI KEBUDAYAAN DALAM ANTROPOLOGI-BUDAYA
Difusi  ini membahas tentang penyebaran suatu unsur-unsur kebudayaan keseluruh dunia. Dan menurut sarjana bahwasanya defusi ini adalah suatu unsur yang penting dalam perkembangan kebudayaan-kebudayaan. Dan ada beberapa aliran historisme :
Aliran historisme dalam anthropologi-budaya.
Ada seoarang sarjana ilmu hajat, ilmu bumi dan ilmu anthropologi-budaya yang mempunyai hubungan dengan perhatian terhadap difusi tersebut, sarjana tersebut bernama F. Ratzel yang telah mempelajari berbagai senjata busur di Afrika. Dia mempelajari tentang kesamaan-kesamaan dan perbedaan- perbedaan dalam unsur senjata tersebut.
Aliran historisme di Eropa tengah
Banyaknya aliran-aliran historisme di eropa tengah, dan para sarjana sarjana yang terlibat adalah:
F. Ratzel
L. Frobenius
B. Ankermann
F. Graebner
Merka semua adalah sarjana sarjana terkenal tentang subuah aliran historisme di Eropa tengah.
Aliran historisme di negeri Inggris
Adanya perhatian kepada difusi itu telah tampak oleh beberapa sarjana, yaitu:
G. Elliot Smith
W. J. Perry
Mereka juga meniliti kebudayaan suatu bangsa dan kebudayaan tersebut dilihat kesamaan-kesamaan dan melihat perbedaan-perbedaan dengan budaya bangsa lain.
Aliran historisme di Amerika serikat.
Di negara tersebut mempunyai pendekar yang terkenal dengan faham historisme, beliau bernama F. Boas. Sarjana ini berasal dari jerman dan mendapat pendidikan dari jerman juga, dan beliau mutuskan diri untuk pergi ke Amerika dan menetap disana, dan pada akhirnya ia di nisbatkan sebagai pendekar antropologi budaya di Amerika. Dan penelitaian Boas itu berkaitan dengan difusi, Boas amat teliti dengan mementingkan penyelidikan fieldwork, dan membutuhkan banyak sekali tenaga ahli dalam bidang antropologi.

SOAL DIFUSI KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Pada pertengahan abad ke-19, para sarjana telah sadar dan mengetahui bahwasanya indonesia itu telah di pengaruhi oleh berbagai budaya bangsa asing melalui difusi ini. Bawasanya pulau-pulau besar yang berada di indonesia seperti, Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan juga sebagian Nusa Tenggara, sejak berapa abad lamyana ada dibawa pengaruh kebudayaan asing.

TEORI TENTANG DIFUSI KEBUDAYAAN YANG DIPAKAI OLEH PARA PENYELIDIK DI INDONESIA
Ada dua metode penting yang digunakan untuk meninjau suatu karangan mengenai difusi suatu kebudayaan, dan kedua metode itu adalah:
Metode klasifikasi kulturkreise dan kulturschichten.
Yaitu sebuah metode yang dikembangkan oleh para sarjana ilmu anthropologi-budaya dari Austria dan Jerman. Ini adalah sebuah metode yang berfungsi untuk membandingkan dua kebudayaan yang berbeda, prinsip dari metode membandingkan kedua kebudayaan berbeda itu, mewajibkan  perhatian atas kesamaan bentuk dari unsur-unsur kebudayaan.
Ada beberapa celaan yang diberikan kepada para penganut teori-teori kulturkreise, dan celaan tersebuat di perhatikan oleh sesorang yang bernama V. v. Bulck yang telah mencoba untuk menyempurnakan lagi berkaitan dengan metode kulturkreise, dengan:
Dengan cara lebih memperhatikan unsur-unsur kebudayaan, dalam rangka hubungan fungsi dengan masyarakat.
Dengan cara memperhatikan secara detail proses-proses antara budaya-budaya.
Mempelajari daerah daerah difusi yang terbatas.

Heliolithic Theory
Ada beberapa unsur kebudayaan yg dibawa karena adanya perpindahan suatu bangsa, inilah unsur tersebut:
Pertanian dengan irigasi
Bangunan besar yg telah dibuat oleh batu
Seni pembuatan benda-benda tembikar
Seni pahat batu, yang akan dijadikan patung
Seni pandai benda-benda logam
Penggunaan benda-benda batu yang telah di asah
Lapisan masyarakat yang berkuasa dan meyebut dirinya sebagai keturunan matahari
Suatu agama penyembah matahari
Adanya kepercayaan kepada dewi bumi
Adat munifikasi
Upacara berkorban yg berlangsung dgn upacara bertani
Sistem masyarakat berdasarkan mother right
Clan-clan masyarakat yang bersangkutan dengan totemisme
Adat perkawinan exogami
Adanya dual organizatian dalam masyarakat

CONTOH DARI CARA-CARA TEORI TERSEBUT DIGUNAKAN
Inilah contoh-contoh bagaimana teori tersebut dapat digunakan:
Penelitian yang dilakukan oleh W. Schmidt tentang persebaran dongeng-dongeng mythologi matahari di kalangan suku-suku bangsa indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh E. M. Loeb yang telah meneliti tentang persebaran cross-cousin marriage di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh B. A. G. Vroglage yang menyatakan bahwa sebagian dari kebudayaan Indonesia kedalam kulturkreise dan kulturschichten.
Penelitian yang dilakukan oleh W. J. Perry membahas tentang suatu persebaran kebudayaan Megalith dan Archaic Civilzation di Indonesia yang merupakan suatu bagian dari Heliothic Theory.
BAB VII
TEORI TENTANG KEORGANISASI MASYARAKAT
SEBUAH TEORY TENTANG PENYELIDIKAN MASYARAKAT DI INDONESIA
Dapat kita ketahui bahwasanya banyak sekali bangsa didunia, dan bangsa tersebut mempunyai adat-istiadat, adat istiadat ini berkatan dengan perkawinan, pada adat tersebut menyatakan bahwa seseorang itu tidak boleh kawin dengan cross-cousin dari pigak ayah, tetapi boleh menikahi atau kawin dengan cross-cousin dari pihak ibu. Adat tersebut juga bisa disebut sebagai mother’s brother’s daughter marriage. dan adat ini tidak dapat menimbulkan suatu suatu hubungan timbal balik antara clan satu dengan clan lainnya. Dan dapat menimbulkan suatu hubungan yang beredar. Hal tersebut dapat kita lihat dari gambar skema dibawah ini:










Itulah contoh sekema dari adat mother’s daughter marriage.
Mereka melakukan pernikahan itu dengan cara menikahi saudara sepupu dari pihak ibu mereka, dam mereka itu tidak menikahi saudara sepupu mereka dari pihak ayah meraka.
CONTOH-CONTOH DARI CARA TEORI ITU DIPAKAI
Inilah beberapa contoh yang dapat ditampilakan dan mengambarkan kepada kita semua, bagaimanakah metode-metode  tersebut digunakan:
Adanya fieldwork di Indonesia meyebabkan adanya penyidikan yang dilakukan olh beberapa penyidik-penyidik seperti A. C. Kryut, J. Kruyt dan sarjana- sarjana lainnya. Mereka melakukan metode genealogical method dari Rivers, dan metode ini adalah metode yang amat penting bagi mereka, metode ini dikatakn penting karena dipakai dalam penyelidikan fieldwork mereka itu.
Ada beberapa metode-metode yang biasanya digunakan oleh para sarjana ilmu antropologi-budaya. Para sarjana itu bernama:
H. T. Fishcher
G. J. Held
F. A. E. van Wouden
P. E. de Josselin de Jong
N. J. C. Geise
Para sarjana tersebut menggunakan suatu sistem kekerabatan secara sistematis.
Sarjana-sarjana ini membahas karangan karangan ethnografi yang berkaitan dengan suku-suku dan bangsa-bangsa Indonesia. Inilah nama para sarjana tersebut:
A. C. Kryut
G. J. Held
H. T. Chabot
Mereka ini telah memuat suatu daftar bahwasanya kekerabatan itu adalah salah satu alat untuk mengupas suatu sistem kekerabatan.\
Ini adalah sebuah teori tentang suatu sistem kekerabatan manusia pada masa purbakala, ini adalah sebuah teori seseorang sarjana yang bernama F. D. E.  van Ossenbruggen.
Adanya metode dari para sarjana hukum adat Indonesia yang bertujuan untuk mengklasifikasikan persekutuan-persekatuan hukum adat manusia.
Para sarjana-sarjana yang menganut pemahaman sociale struktuur yang mencari sebuah kenyataan  kehidupan masyarakat-masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar